Rabu, 14 Juli 2010

Dengungan Hati Si Bocah Ingusan

Sebuah kisah yang mencoba mempertanyakan apakah dengan berakhirnya cinta maka akan berakhir pula semua harapan untuk kembali merasakan nikmatnya hidup tanpa cintanya.


“Diambil dari kisah percintaan dua orang remaja”

Mencoba kembali merapikan serpih-serpihan kesalahan yang bisa diubah menjadi satu harapan dan bisa memberikan kembali semangat untuk berubah menjadi seseorang yang legowo dalam menerima konsekuensi dari kesalahan yang wajar dilakukan oleh seseorang manusia dalam penjajakan masa remaja untuk mencapai satu tingkatan yaitu menjadi dewasa.

Itu semua terjadi dimana pada saat itu jalinan kasih antara dua insan yang memandang indahnya masa mendatang dirasakan berubah menjadi kiasan belaka (guyonan) .

APAKAH KESALAHAN YANG TELAH DIPERBUAT MENJADI PENYEBAB SEMUA SIRNA DAN TIDAK MUNGKIN LAGI UNTUK DIPERBAIKI???

Mungkin itu sebuah pertanyaan yang tepat untuk mewakili itu semua.

Karena sempat terucap kata maaf dari salah satu hati yang mungkin menganggap dirinya telah mengakui apa itu arti kesalahan yang telah diperbuat dan mungkin itulah penyebab sirnanya cerita ini. Entah siapa yang berbuat semuanya masih seimbang karena belum adanya ikatan yang jelas dan sah menurut peraturan dalam kehidupan.

Seperti seseorang yang terbangun dari mimpi indahnya karena mendengar bunyi ledakan mercon yang dirasakan sangat mengagetkan dan sungguh sangat memekakan telinga “Kaget dan Kesal” (kiasan untuk salah satu pelaku dalam kisah ini yang mungkin belum bisa menerima semua)

Semua bermula dari obrolan-obrolan yang sederhana karena sebuah ketertarikan yang sama yaitu tentang orang yang menyukai musik beraliran punk, musik yang akhir-akhir ini mulai banyak disukai oleh para sosok manusia yang mencoba untuk menemukan suatu kebebasan dengan cara pemberontakan sesuka hati karena kekesalan dan permasalahan yang menghinggapi hatinya.

Percakapan itu pun akhirnya meluas dengan sendirinya karena tertarik oleh garis yang melingkar mengikat waktu dua insan manusia dan akhirnya pun mulai mengerucut menjadi percakapan yang diikat oleh perasaan batin. JATUH CINTA… iya kata itu yang kemudian terucap dari salah satu insan tersebut. Ah betapa leganya setelah kata itu muncul, seakan beban mulai berkurang satu demi satu dan mengharapkan jawaban YA AKU JUGA JATUH CINTA…

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan pun berganti tahun.. lama menunggu sampai datang seseorang di pihak ketiga yang berusaha membantu mengatakan itu dengan cara yang berbeda karena keakraban yang sudah terjalin… TERJADI.. itu benar-benar terjadi dan sekarang aku berjalan dengan dia yang bukan sebenarnya diharapkan jawabannya… tapi apa boleh buat… seseorang yang sebenarnya ditunggu dan dinanti sampai waktu itu belum sempat mengatakan. Senang dan kecewa pun dirasakan. Saat-saat senang dengannya yang lebih berani mengatakannya dibandingkan dengan si dia yang tidak kunjung mengatakan itu yang menjadi rasa kecewa. Tepat saat diriku menjelang bertambah umur dia mulai masuk dan membuat salah satu dari tiga orang yang terlibat mulai kecewa karena aku tidak bisa menghargai perasaannya yang lebih serius dengan apa yang dirasakannya. ULANG TAHUN ternyata momen itu yang ditunggu olehnya sebagai alasan mengapa dia tidak mengatakan YA AKU JUGA JATUH CINTA…

Bersambung….